BERITA

24 Paslon Tunggal Se-Indonesia Usungan Golkar Pada Pilkada Serentak 2020

0
Ilustrasi - Pilkada Serentak 2020 melawan kotak kosong. Lembaga Komisi Pemilihan Umum ( KPU) merilis data 25 daerah dengan bakal pasangan calon (paslon) tunggal di Pilkada Serentak 2020.

Berita Golkar – Inilah daftar daerah di Indonesia yang paslon tunggal di Pilkada Serentak, Provinsi Kalimantan Timur ada 2 lokasi.

Lembaga Komisi Pemilihan Umum ( KPU) merilis data 25 daerah dengan bakal pasangan calon (paslon) tunggal di Pilkada Serentak 2020.

Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan, di 25 daerah itu hingga saat ini masih terdapat hanya satu bakal paslon yang mendaftarkan diri sebagai peserta Pilkada.

Data ini tercatat setelah KPU memperpanjang masa pendaftaran di daerah dengan hanya satu bakal paslon, yakni pada 11,12 dan 13 September 2020.

“Jumlah daerah yang terdapat calon tunggal sebanyak 25 Kabupaten/kota,” ujar Ilham lewat rilis resmi KPU, Senin (14/9/2020).

Berdasarkan rekapitulasi data, status pendaftaran para bakal paslon tunggal telah diterima KPU.

Adapun mayoritas paslon tunggal berada di Provinsi Jawa Tengah, yakni di enam kabupaten/kota.

Berikut ini rincian 25 daerah dengan bakal paslon tunggal:

1. Kapubaten Humbang Hasundutan (Sumatera Utara)

-Bakal Paslon : Dosmar Banjarnahor-Oloan P Nababan.

-Didukung Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, Demokrat.

2. Kota Gunungsitoli (Sumatera Utara)

-Bakal Paslon: Lakhomizaro Zebua-Sowa’a Laoli

-Didukung PDIP, Demokrat, Hanura, Gerindra, Golkar, Perindo, PKPI, PAN.

3. Kota Pematangsiantar (Sumatera Utara)

-Bakal Paslon: Asner Silalahi-Susanti Dewayani

-Didukung Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PAN, Hanura, Demokrat, PKPI.

4. Kabupaten Pasaman ( Sumatera Barat )

-Bakal Paslon: Benny Utama-Sabar AS

-Didukung Golkar, Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, Nasdem, PDIP.

5. Kabupten Ogan Komering Ulu (Sumatera Selatan)

Bakal Paslon: Kuryana Azis-Johan Anuar

Didukung PKB, Gerindra, Golkar, PDIP, Nasdem, PKS, PPP, Hanura, Demokrat, PBB, PKPI.

6. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Sumatera Selatan)

Bakal Paslon: Popo Ali Martopo-Sholehien Abuasir

Didukung PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem PKS,Perindo PPP, PAN Hanura, Demokrat, PBB.

7. Bengkulu Utara (Bengkulu)

Bakal Paslon: Mian-Arie Saptia Hadinata

PKB Gerindra PDIP Golkar Nasdem PKS PPP PAN Hanura PKPI

8. Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah)

Bakal Paslon: Mohammad Said Hidayat – Wahyu Irawan

Didukung PDIP

9. Kabupaten Grobogan (Jawa Tengah)

Bakal Paslon: Sri Sumarni-Bambang Pujianto

Didukung PDIP, PKB, Gerindra, PPP, Hanura, Golkar, PKS, Demokrat, PAN.

10. Kabupaten Kebumen (Jawa Tengah)

Bakal Paslon: Arif Sugiyanto-Ristawati Purwaningsih

Didukung PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, PPP, PAN, Demokrat.

11. Kota Semarang (Jawa Tengah)

Bakal Paslon: Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Didukung oleh PDIP, Gerindra, Demokrat, PKB, PAN, Nasdem, PSI, Golkar, PKS.

12. Kabupaten Sragen (Jawa Tengah)

Bakal Paslon: Kusdinar Untung Yuni Sukowati-Suroto

Didukung PDIP, PKB, Golkar, PAN, Nasdem.

13. Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah)

Bakal Paslon: Afif Nurhidayat- Muhammar Albar

Didukung PDIP, PKB, Golkar, Demokrat, Nasdem, PAN, Hanura.

14. Kediri (Jawa Timur)

Bakal Paslon: Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa

Didukung PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, PPP, PAN, Demokrat.

15. Kabupaten Ngawi (Jawa Timur)

Bakal Paslon: Ony Anwar Harsono-Dwi Rianto Jatmiko

Baca Juga :  Wakil Ketua AMPG NTB Dinilai Cocok Pimpin Kota Mataram

Didukung PDIP, Golkar, PKB, Gerindra, PKS, PAN, Nasdem, Demokrat, Hanura dan PPP.

16. Kabupaten Badung (Bali)

Bakal Paslon: I Nyoman Giri Prasta-I Ketut Sulasa.

Didukung PDIP, Golkar, Demokrat.

17. Kabupaten Sumbawa Barat (NTB)

Bakal Paslon: W Musyafirin-Fud Syaifuddin

Didukung PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PPP, PKS, PAN, PKPI.

18. Kota Balikpapan ( Kalimantan Timur )

Bakal Paslon: Rahmad Masud – Thohari Azis

Didukukung Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, Demokrat, PKB, Perindo, PPP.

19. Kabupaten Kutai Kartanegara ( Kalimantan Timur )

Bakal Paslon: Edi Damansyah – Rendi Solihin

Didukung Golkar, PDIP, Gerindra, PAN, PKS, Nasdem, PPP, Perindo, Hanura.

20. Kabupaten Gowa (Sulawesi Selatan)

Bakal Paslon: Adnan Purichta Ichsan-Abdul Rauf Malaganni

Didukung PKB, PDIP,Golkar, Nasdem, PKS Perindo, PPP, PAN, Demokrat.

21. Kabupaten Soppeng (Sulawesi Selatan)

Bakal Paslon: HA Kaswadi Razak-Lutfi Halide

Didukung PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PPP, Demokrat

22. Kabupaten Mamuju Tengah (Sulawesi Barat)

Bakal Paslon: HM Aras T-H Muh Amin Jasa

Didukung PKB, Gerindra, PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, Perindo, PAN, Hanura Demokrat.

23. Kabupaten Manokwari Selatan (Papua Barat)

Bakal Paslon: Markus Waran-Wempie Welly Rungkung

Didukung PDIP, Golkar, Nasdem, Perindo, Hanura, PKPI.

24. Kabupaten Arfak (Papua Barat)

Bakal Paslon: Yosias Saroy-Marinus Mandacan

Didukung PDIP, PKB, Golkar, Nasdem, PKS Perindo, PPP, PAN, Hanura, PKPI.

25. Kabupaten Raja Ampat (Papua Barat)

Bakal Paslon Abdul Faris Umlati-Orideko L Burdam

Didukung Gerindra, Golkar, Nasdem, PKS, PAN Demokrat.

Seperti Apa Jika Kotak Kosong yang Menang

Di tempat terpisah. Seperti apa jika kotak kosong yang menang dalam Pilkada Balikpapan, praktisi Hukum angkat suara. Kolom kosong atau kotak kosong berpotensi menjadi lawan pasangan calon ( Paslon) yang sudah mendaftar sebagai pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Balikpapan pada 9 Desember 2020.

Jika setelah perpanjangan pendaftaran bagi pasangan calon hingga 12 September 2020 tidak ada lagi yang mendaftar, tidak menutup kemungkinan hanya satu pasangan calon ditetapkan KPU Balikpapan sebagai peserta Pilkada Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2020.

Membincangkan potensi calon tunggal pada Pilkada Balikpapan 2020 ini secara teknis sesuai PKPU No 13/2018, maka saat coblosan nanti hanya ada surat suara dengan gambar calon tunggal melawan kolom kosong yang tidak bergambar.

Hal ini disampaikan Ni Nyoman Suratminingsih, SH yang merupakan praktisi hukum dan pemerhati kepemiluan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Lebih lanjut, ia menyampaikan jika nantinya hanya ada calon tunggal maka jika merujuk pada ketentuan Pasal 54D ayat 1 UU No 10 Tahun 2016 nantinya yang disebut pemenang dalam pemilihan adalah yang mampu memperoleh suara lebih dari 50 persen dari jumlah suara sah.

Misalkan yang dicoblos lebih dari 50 persen itu adalah kolom yang ada tanda gambarnya, maka yang menang adalah paslonnya.

“Tapi jika banyak yang coblos kolom kosong lebih dari 50 persen maka nanti yang diumumkan KPU yang menang adalah kolom kosong,” ujarnya kepada wartawan pada Jumat (10/9/2020).

Penentuan 50 Persen tersebut mengacu pada jumlah suara yang diberikan, bukan pada jumlah daftar pemilih yang sudah ditetapkan KPU misalkan saja jika di satu TPS daftar pemilihnya berjumlah 30 orang, sedangkan yang hadir hanya 20 orang maka ( ketentuan) 50 persen tersebut pada jumlah pemilih yang hadir, yaitu 20 orang yang hadir.

Baca Juga :  Golkar NTT Pastikan Pilkada NTT Berjalan Aman di Masa Covid-19

Ketentuan ini juga melekat pada sah atau tidak sahnya suara yang diberikan. Misalnya, ada 20 pemilih yang memberikan hak suara, 5 di antaranya dihitung sebagai suara tidak sah.

“Maka penghitungan 50 persen lebih banyak hanya mengacu pada 15 suara sah saja,” ungkap Ni Nyoman Suratminingsih yang juga Advokat di Peradi Balikpapan.

Jika kolom kosong yang menang? Mengacu pada ketentuan pada Pasal 54D ayat 2 UU No 10 Tahun 2016 maka akan dilakukan pemilihan lagi pada periode berikutnya.

Pemilihan berikutnya yang dimaksud yaitu diulang kembali pada tahun berikutnya atau dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang dimuat dalam peraturan perundang-undangan selanjutnya.

“Jika dalam hal belum ada pasangan calon terpilih, pemerintah Provinsi menugasi pejabat,” jelasnya.

Ni Nyoman Suratminingsih mengatakan terkait persoalan adanya kelompok masyarakat yang saat ini mulai mengampanyekan kotak kosong.

Karena dalam proses pendaftaran di KPU baru diikuti oleh satu bakal pasangan calon menurutnya itu merupakan sikap politik mereka yang sesuai dengan konstitusi dan dilindungi oleh undang-undang.

Namun penyebutan kampanye kotak kosong itu, kurang tepat mengingat konteks kampanye dalam ketentuan UU No 10 Tahun 2016.

“Yaitu penyampaian visi misi dan program dari pasangan calon dan subjek hukum kampanye hanya tim kampanye yang memiliki arti seseorang yang mendapatkan surat mandat dari pasangan calon,” ungkap Ni Nyoman Suratminingsih.

Lebih lanjut, dengan potensi calon tunggal di Pilkada Balikpapan saat ini masyarakat bebas melakukan sosialisasi dan menyampaikan atau mengimbau masyarakat untuk memilih kolom kosong.

Karena merupakan wadah untuk menampung masyarakat pemilih yang tidak mau memilih pasangan calon yang ada baik melalui media massa maupun penyampaian sosialisasi secara langsung kepada masyarakat.

Dalam mensosialisasikan kolom kosong perlu diperhatikan agar lebih santun dalam melakukan pendidikan politik jangan sampai menimbulkan polemik di masyarakat semisal menyebar ujaran kebencian, isu SARA serta memfitnah dan menghina paslon tertentu.

“Karena hal tersebut merupakan perbuatan pidana yang diatur dalam ketentuan Undang-undang,” tutur Ni Nyoman Suratminingsih.

Terlepas dari persoalan potensi adanya calon tunggal dan kolom kosong di Pilkada Balikpapan, tentu yang perlu diperhatikan bersama oleh penyelenggara, pengawas, dan peserta dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

Yaitu tetap memperhatikan standar protokol kesehatan mengingat tahapan Pilkada Balikpapan tahun 2020 ini di tengah pandemi covid-19.

Terbitnya UU No 6/2020 perubahan UU Pilkada merupakan bentuk penyesuaian pelaksanaan pilkada di era covid-19 tentunya menjadi rujukan hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pemilukada dalam menerapkan standar protokol kesehatan.

“Di samping karena sifat undang-undang ini hanya perubahan pengaturan secara rigit terkait calon tunggal dan kolom kosong diatur di Pasal 54D UU 10 Tahun 2016 dan masih tetap berlaku,” tuturnya.

Kaltim.tribunnews