By 
Berita Golkar – Anggota Komisi I DPR, Christina Aryani meminta pemerintah meningkatkan keamanan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, 15 November dan 16 November di Bali.
Hal ini dilakukan agar menutup celah bagi pihak-pihak yang ingin mengganggu.
“Saya mengingatkan agar berbagai persiapan, terutama antisipasi keamanan, bisa lebih ditingkatkan lagi,” ucap Christina, Senin (14/11) di Jakarta.
Menurut Christina, KTT G20 menjadi pertaruhan bagi Indonesia di mata dunia soal keamanan karena semua dunia melihat Indonesia. Maka gangguan keamanan sekecil apa pun harus diantisipasi.
Kendati demikian, ia mengaku optimistis semua unsur keamanan yang terlibat dalam pengamanan KTT G20, seperti TNI dan Polri, bersiaga penuh untuk memastikan segalanya berjalan baik.
Dia juga mengapresiasi pemerintah atas berbagai persiapan yang saat ini sudah dilakukan secara maksimal untuk memastikan keamanan G20 di Bali berjalan lancar.
“Bisa dilihat dari atensi tinggi presiden dan para pejabat, termasuk panglima TNI, Kapolri, dan yang lainnya,” imbuh politisi Partai Golkar ini.
Selain itu, Christina menilai Indonesia telah mampu mengendalikan dinamika di tengah berbagai isu menjelang perhelatan puncak acara G20, terutama terkait kehadiran para pemimpin dunia.
Christina mengatakan ketidakhadiran sejumlah kepala negara, seperti Rusia, Ukraina, Meksiko, dan Brasil, juga sudah dilakukan melalui komunikasi yang baik dan porsi yang pas.
“Di sini kita lihat Indonesia memperlihatkan kemampuan diplomasi yang baik, bahwa tidak semua kepala negara hadir. Itu tentu sudah melalui komunikasi yang baik dan kita hargai itu,” beber dia.
Indonesia, lanjut Christina, juga memang tidak bisa memaksakan kehendak terkait pandangan beberapa pihak negara tentang kemungkinan tidak tercapainya komunike para pemimpin dunia dalam KTT G20.
Namun, untuk mengangkat segala isu krusial, forum KTT G20 sudah memberikan nilai tersendiri bagi presidensi Indonesia. Misalnya lewat beberapa kesepakatan lain yang berhasil dicapai di bidang kesehatan, dekarbonisasi, dan restorasi mangrove.
“Semua itu konkret dan menjadi prestasi presidensi Indonesia. Jadi jangan dilupakan,” tutur Christina.
