DPD GOLKAR

DPD I Golkar Sultra Buka Puasa Bersama Guna Pererat Silaturahmi

0
Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra), Herry Asiku berfoto bersama pengurus usai buka puasa bersama di Kantor DPD I Golkar Sultra, Senin (25/3/2024). 

Berita Golkar – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar buka puasa bersama pengurus serta organisasi partai yang berdiri dan didirikan di Kantor DPD I Golkar Sultra, Senin (25/3/2024).

Kegiatan terlebih dahulu diisi dengan tausiyah yang dibawakan mantan Bupati Buton Utara yang juga Ketua Bapillu DPD I Golkar wilayah kepulauan, Abu Hasan.

Dalam tausiyahnya, Abu Hasan menyampaikan tentang puasa menurut Iman Al Ghazali.

Dikatakannya, puasa menurut Imam Al Ghazali diklasifikasikan menjadi yaitu, puasa awam/umum, puasa khusus, dan puasa khusus dari yang khusus.

Tingkat pertama adalah puasa awam atau umum yang biasa dilakukan oleh orang yang baru mulai berpuasa.

Pada tingkat ini, puasa dilakukan untuk menahan diri dari memasukkan sesuatu dalam perut dan kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwatnya.

Menurut Iman Al Ghazali kata Abu Hasan, puasa umum hanya menekankan pada aspek menahan diri dari hal yang membatalkan puasa secara jasmani, tidak memperhatikan aspek lainnya seperti batin dan pikiran.

Orang yang berada pada tingkat puasa umum berpotensi melakukan dosa karena hanya berpuasa secara jasmani, tapi tidak dapat menahan pandangannya, lisannya, dan bagian tubuh lainnya dalam hal-hal makruh.

Baca Juga :  Ahmad Doli Kurnia Minta DPD Golkar Langkat Kerja Maksimal untuk Pemilu 2024

Misalnya berpuasa tapi mengisi waktu dengan menonton tayangan yang tidak penting, atau hal-hal lainnya.

Tingkatan selanjutnya adalah puasa khusus yaitu, menahan pandangan, penglihatan, lidah, tangan, kaki, serta seluruh anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa.

Pada tingkat ini, orang yang berpuasa tidak hanya menahan diri untuk memenuhi kebutuhan syahwat, tapi juga menahan seluruh anggota tubuh dari perbuatan yang dilarang oleh Allah.

Orang yang berada pada tingkat puasa khusus akan menahan lisan, penglihatan, pendengaran, dan seluruh anggota tubuh pada hal-hal yang tidak penting, tidak perlu, makruh, dan menjerumuskan pada dosa.

“Menurut pemikiran Imam Ghazali, hakikat puasa adalah media untuk dekat dengan Allah SWT. Puasa sebagai media dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila puasa dilandasi oleh kemauan kuat untuk semakin dekat dengan Allah dengan cara memerangi keinginan yang sifatnya lahiriah.

Lalu tingkatan paling tinggi, kata Abu Hasan adalah puasa khusus dari yang khusus yaitu puasa hati dari segala cita-cita yang hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya daripada selain Allah secara keseluruhan.

Orang yang berada pada tingkat ini biasanya para nabi, para aulia Allah, shiddiqin, dan orang-orang yang didekatkan pada Allah.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Peran Aktif dan Kontribusi KAHMI Dinantikan

Pada tingkat ini, puasa tidak hanya dilakukan untuk menahan diri secara jasmani, tapi juga hati, batin, dan pikirannya.

Orang pada tingkatan ini akan merasa batal berpuasa ketika muncul dalam hati dan pikirannya tentang duniawi, kecuali hal-hal duniawi yang mendorongnya untuk lebih dekat dengan Allah.

“Tingkatan puasa tersebut menunjukkan adanya proses orang-orang beriman untuk menjadi lebih baik dalam menjalankan ibadah puasa yang begitu istimewa. Misalnya seseorang yang baru memulai berada pada tingkat puasa umum, maka harus terus berusaha agar bisa naik tingkat ke puasa khusus sehingga dapat terus berusaha berada dekat Allah SWT, sebagaimana menggunakan fungsi puasa sebagai media mendekatkan seorang hamba dengan Allah SWT,” ujar Abu Hasan.

Sementara itu, Ketua DPD I Partai Golkar Sultra, Herry Asiku mengatakan, kegiatan ini merupakan program rutin di bulan Ramadhan yang dilaksanakan setiap tahun untuk terus merekatkan tali silaturahmi.

“Kita ingin terus merekatkan tali silaturahmi dan soliditas bersama pengurus DPD I Partai Golkar Sultra. Dan hari ini kita adakan buka puasa bersama. Selain itu, kita juga ingin meraih keberkahan di bulan Ramadhan yang penuh keutamaan ini,” kata Herry.