BERITADPD GOLKAR

DPD II Golkar Jembrana Telah Melaksanakan Musda

0
Musda DPD Partai Golkar di Kantor DPD Golkar Jembrana, Selasa (18/8)

Berita Golkar – DPD Partai Golkar Kabupaten Jembrana menggelar musyawarah daerah (Musda) di Kantor DPD Golkar Jembrana, Selasa siang (18/8).

Dalam Musda yang dihadiri langsung Ketua DPD Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry beserta segenap jajarannya itu, sedianya akan memilih secara definitif Ketua DPD Golkar Kabupaten Jembrana.

Namun sayang, belum sempat memutuskan siapa yang akan menahkodai Golkar Jembrana, terjadi keributan diluar arena sidang musda.

Pantauan Bali Express (Jawa Pos Group) di lokasi Musda, pengurus Partai Golkar Jembrana mulai dari tingkat Desa, Kecamatan hingga Kabupaten mulai memadati Kantor DPD Golkar Jembrana sejak pagi. Tidak hanya itu, sejumlah pengurus dari sayap partai berlambang pohon beringin itu, juga terlihat memadati arena Musda.

Bahkan, perwakilan partai yang tergabung dalam Koalisi Jembrana Maju dan juga dari Partai PDI Perjuangan selaku undangan, juga turut hadir dalam pembukaan Musda yang dimulai sekitar pukul 10.30 Wita.

Saat acara pembukaan Musda, sejatinya berlangsung lancar.

Dimulai dari sambutan Plt Ketua DPD Golkar Jembrana, I Made Suardana hingga sambutan Nyoman Sugawa Korry selaku Ketua DPD Golkar Bali sekaligus membuka acara yang ditandai dengan pemukulan gong.

Dalam sambutannya, Sugawa Korry sempat mengajak seluruh kader untuk memaknai filosofi burung elang dalam membesarkan Partai Golkar.

Tidak hanya itu, Sugawa Korry juga menekankan dalam pelaksanaan Musda ini bisa berjalan lancar, aman, sejuk dan damai.

Usai dibuka secara resmi oleh Ketua DPD Golkar Bali, acara berikutnya dilanjutkan dengan Musda Internal Golkar Jembrana di lantai II untuk memverifikasi surat mandat peserta Musda dan pembahasan tata tertib (tatib).

Namun, baru berjalan beberapa menit, terjadi kericuhan di lantai I, dimana sejumlah kader berteriak meminta panitia Musda untuk transparan dalam pelaksanaan Musda.

Baca Juga :  I Wayan Suyasa Yakin Golkar Lolos Parliamentary Threshold di Kabupaten Badung

Sejumlah kader yang belakangan diketahui berasal dari Pengurus Desa (PD) maupun Pengurus Kecamatan (PK) di Jembrana.

Mereka melakukan protes karena mengetahui ada tiga utusan sayap partai, yakni Himpunan Wanita Karya (HWK), Satkar Ulama, dan Majelis Dakwah Islamiah (MDI) yang datang terlambat dan langsung menuju lantai II, tempat berlangsungnya verifikasi mandat dan pembahasan tatib.

Kisruh antar kader Partai Golkar ini sempat ditengahi sejumlah pengurus partai, baik DPD Golkar Jembrana maupun dari DPD Golkar Bali, namun tidak berhasil.

Bahkan, sejumlah PD maupun PK mengajukan tuntutan agar jajaran DPD Golkar Bali bisa bersikap netral atau independen.

“Saya minta DPD I (Golkar Bali) tidak intervensi. Biarkan pimpinan (Ketua) nanti muncul dari suara akar rumput,” ujar Gede Muliarsa, PD Kelurahan Dauhwaru.

Dirinya sangat menghormati dan patuh akan imbauan Ketua DPD Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry agar pelaksanaan Musda bisa berjalan aman, sejuk dan damai, tapi kenapa tiga utusan yang datangnya jelas-jelas terlambat diperbolehkan masuk.

“Kami diminta untuk menaati aturan dan kami sudah menaati. Lalu kenapa yang tiga itu diizinkan,” kesalnya.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Ketua DPD Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry mengatakan, pelaksanaan Musda DPD Golkar Jembrana hari ini resmi ditunda.

Penundaan ini lanjutnya atas permintaan panitia pelaksana Musda.

“Setelah menerima usulan dari panitia, Musda ditunda.

Musda akan dilaksanakan paling lambat sebelum tanggal 31 Agustus” tegasnya.

Sugawa Korry menjelaskan, kisruh yang terjadi diluar ruang sidang itu karena disinyalir ada pihak-pihak diluar peserta yang justru melarang peserta dengan mandat yang sah untuk masuk mengikuti musda.

Termasuk banyaknya peserta yang tidak teridentifikasi datang ke acara Musda. Padahal, peserta sudah dibatasi dengan mengedepankan strandar protokol kesehatan Covid-19.

“Kalau ini dibiarkan tentu akan menjadi kurang bagus. Tentunya hal ini masih saya pelajari, apakah ada yang menggerakkan atau bagaimana,” tandasnya.

Baca Juga :  Pemilu 2024, Golkar Sumsel Siap Pertahankan Kemenangan

Pihaknya sejatinya mempertanyakan upaya dari sejumlah peserta yang melarang peserta lainnya masuk kendati membawa surat mandat sah. “Ada apa ini, justru yang melarang ini tidak mendengarkan panitia. Boleh terlambat, sidangnya kan belum dimulai,” jelasnya.

Terkait dugaan bahwa tiga utusan yang datang terlambat merupakan pengurus baru yang sengaja dibentuk oleh Plt DPD Golkar Jembrana untuk memuluskan pemilihan dalam Musda, menurut Sugawa Korry, pihaknya tidak bisa menilai apalagi mengintervensi, apakah itu baru dibentuk atau sudah lama karena merupakan kewenangan dari Plt.

Selanjutnya Sugawa Korry berharap agar semua pihak bisa berjalan baik sesuai keinginan DPP Partai Golkar. “Nanti kami selesaikan sehingga bisa berjalan kondusif. Jembrana ini (Musda) yang kelima di Bali.

Kejadian ini hal biasa dalam demokrasi. Target sebelum tanggal 31 Agustus, ini sudah selesai dan sudah ada ketua definitif,” tegasnya.

Musda DPD Golkar Jembrana itu, turut juga dipantau langsung pengurus DPP Golkar Pusat, Dewa Nida.

Bahkan diakuinya, kekisruhan yang terjadi saat Musda sudah dilaporkannya ke DPP Golkar Pusat.

“Sangat saya sayangkan. Kejadian ini sudah saya laporkan ke pusat (DPP Golkar) secara langsung,” ujar politisi Partai Golkar asal Klungkung ini.

Seperti diketahui, dalam Musda DPD II Golkar Jembrana sebelumnya muncul tiga kandidat calon, yakni Made Suardana (Plt Ketua DPD II Golkar dan anggota DPRD Bali), Wayan Suardika (Mantan Ketua DPD II Golkar dan kini menjadi anggota DPRD Jembrana) dan Ketut Widastra (mantan anggota DPRD Jembrana).

Namun belakangan, nama Wayan Suardika menghilang yang diduga kurang mendapat dukungan.

Akhirnya Musda ini diikuti dua calon yakni Made Suardana dan Ketut Widastra. Keduanya bersaing memperebutkan 11 suara sah.

Sumber