LEGISLATIF

Dunia Telekomunikasi, Nusron Wahid Minta Menteri BUMN Perjuangkan Regulasi ‘Over The Top’

0
Anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid.

Berita Golkar – Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid meminta Menteri BUMN Erick Thohir memperjuangkan regulasi over the top (OTT) dalam dunia telekomunikasi, terutama seluler di Indonesia.

Dengan regulasi yang jelas, menurut dia, perusahaan sosial media seperti YouTube dan sejenisnya bisa berbagi keuntungan dengan perusahaan provider seluler yang digunakan oleh konsumen.

Hal ini perlu dilakukan demi kepentingan PT Telkomsel selaku BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi.

“Yang paling dirugikan dengan dibiarkannya OTT tanpa regulasi ini adalah Telkomsel. Sebab provider terbesar. Masak kanal youtube, WA Call dan Video call, masuk lewat seluler tanpa ada charge,” kata Nusron dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Senin (13/2/2023).

Baca Juga :  Lakukan Reses, Adde Rosi Serap Aspirasi Masyarakat di Lebak

“Mereka bebas masuk meng-upload konten dan jualan iklan tanpa ada sharing revenue sama seluler. Ini tidak fair,” sambung Nusron.

Menurut Nusron, sudah saatnya kanal komunikasi dan konten yang masuk melalui seluler dikenai tarif yang memadai.

“Misalnya Youtube dan WA (WhatsApp) dikenakan sebesar Rp 10.000  atau Rp 5.000 sebulan, setiap pengguna, saya kira itu fair. Sebab mobil saja lewat jalan tol bayar,” katanya.

Sama seperti jalan tol, provider telekomunikasi juga berinvestasi membangun infrastruktur yang sangat mahal.

Maka sudah sepantasnya jika mereka ikut membayar.

“Namanya juga investasi kan harus balik. Maka setiap pengguna juga harus bayar,” katanya.

Selain itu, Nusron juga meminta Erick Thohir untuk memberikan relaksasi target deviden dan laba untuk Telkomsel.

Baca Juga :  Perusahaan Pers & Platform Digital, Golkar: Perlu Segera Dibentuk Komite Independen Publisher Rights

Akibat tingginya laba maka operational expenditure dan capital expenditure di bidang infrastruktur Telkomsel kalah ekspansif dibanding dengan operator lain, terutama PT Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH).

“Kalau Telkomsel tidak dikasih relaksasi target laba dan deviden, dalam waktu 10 tahun bisa tersalip sama IOH. Sebab saat ini IOH rajin ekspansi dan memperkuat networking yang hari ini dikuasai Telkomsel. Ini sudah terlampu merah buat Telkomsel,” tegas politisi Golkar ini.

Nusron megatakan, Telkomsel tahun 2021 hanya membangun 1000 BTS, tapi IOH membangun dan memanfaatkan jaringan 6000 BTS yang semua sudah ada dalam coverage Telkomsel.

“Tahun ini saja IOH bakal collab 1500 menara BTS Mitratel. Kita tahu BTS Mitratel pasti selama ini menservice Telkomsel,” ujarnya.