BERITADPD GOLKAR

Golkar DKI: Jangan Kendur Pengawasan-Penindakan Soal PSBB!

0
Sekretaris DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Basri Baco.

Berita Golkar –  Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta. Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta meminta Anies tak mengendurkan pengawasan dan penindakan bagi pelanggar.

“Mantap, kesehatan nomor 1 tapi ekonomi harus terjaga. Jangan kendor dalam pengawasan dan penindakan,” ujar Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI, DKI Basri Baco, saat dihubungi Kamis (24/9/2020).

Basri mengingatkan, agar tidak terjadi kerjasama antara petugas dan pelanggar PSBB. Selain itu, menurutnya Anies dan jajarannya perlu mengawasi kantor dan mall dengan baik.

“Serta jangan ada kongkalikong antara petugas dan pelanggar PSBB ketat. Awasi Kantor, Pasar dan Mall baik-baik,” kata Basri.

Baca Juga :  Golkar Jatim Siap Memenangkan Bambang – M Taufiqulbar Pada Pilbup Sidoarjo 2020

Selain itu proses test dan tracing juga dinilai perlu ditingkatkan. Hal ini karena menurutnya saat ini warga tidak diizinkan untuk melakukan isolasi mandiri.

“Pasti (perlu ditingkatkan), karena sekarang kan tidak boleh isolasi mandiri jadi tracking itu sangat penting agar tidak menyebar,” kata Basri.

“Kalau Wisma Atlet penuh sewa hotel atau Wisma untuk isolasi OTG hingga pake GOR atau sekolah, nanti imun makin drop bukan makin baik malah makin buruk nanti,” sambungnya.

Diketahui, Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta diperpanjang hingga 11 Oktober 2020. Keputusan itu diambil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Dalam rapat koordinasi terkait antisipasi perkembangan kasus COVID-19 di Jabodetabek, Menko Kemaritiman dan Investasi menunjukkan data bahwa DKI Jakarta telah melandai dan terkendali, tetapi kawasan Bodetabek masih meningkat.

Baca Juga :  Sorot Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Evelinda: Mari Melek Politik

Sehingga perlu penyelarasan langkah-langkah kebijakan. Menko Marives juga menyetujui perpanjangan otomatis PSBB DKI Jakarta selama dua minggu,” kata Anies dalam keterangannya, Kamis (24/9/2020).

Anies menyebut sudah ada tanda-tanda pelandaian kasus positif dan kasus aktif di Jakarta. Pada 12 hari pertama bulan September, lanjut dia, pertambahan kasus aktif sebanyak 49 persen atau 3.864 kasus. Lalu 12 hari berikutnya penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, namun berkurang menjadi 12 persen atau 1.453 kasus.

Meski disebut sudah menunjukkan tanda awal pelambatan, Anies mengatakan, peningkatan kasus masih terus perlu ditekan. Tanpa pembatasan ketat dan dengan pengetesan yang masif, pertambahan kasus harian di Jakarta diprediksi akan mencapai 2.000 per hari pada pertengahan Oktober. Sedangkan kasus aktif akan mencapai 20 ribu pada awal November.

Detiknews