DPP GOLKAR

Konflik Israel-Iran, Ketum Golkar Airlangga: Parpol Perlu Bersatu

0
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Berita Golkar – Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyebutkan partai politik di Indonesia perlu bersatu untuk menghadapi situasi geopolitik saat ini setelah konflik Iran dan Israel makin memanas.

Dia menjelaskan ketidakpastian situasi geopolitik ini disebabkan oleh serangan Iran ke Israel juga berdampak pada ekonomi Indonesia.

Hal itu disampaikan Airlangga dalam sambutannya pada acara Halal Bihalal Golkar di DPP Golkar, Jakarta Barat, Senin (15/4).

“Nah ini juga yang membuat kita seluruh partai politik perlu bersatu agar Indonesia bisa mengantisipasi dan melakukan dieskalasi daripada ketegangan Timur Tengah,” kata Airlangga.

Baca Juga :  Ramadan 1444H, Golkar Tapanuli Tengah Berbagi Ratusan Bungkus Nasi Berkah ke Warga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu juga membahas dampak serangan Iran ke Israel tersebut kepada perekonomian di Indonesia.

Menurutnya, jika situasi geopolitik ini masih terus berlanjut maka akan berdampak pada naiknya harga bahan bakar minyak di Indonesia yang mengakibatkan harga pangan juga akan ikut melonjak.

“Kita ketahui jumlah kapal di Terusan Suez itu ada 17.000 kapal, di Selat Hormus ada 30.000 kapal. Sehingga kalau ini terjadi eskalasi, kita tidak membayangkan harga BBM, naiknya cargo yang berakibat pada kenaikan komoditas, termasuk komoditas pangan,” ungkap Airlangga.

Dia juga mengaku bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Duta Besar di Lebanon, Yordania, dan Iran.

“Kantor Kemenko sudah komunikasi dengan dubes kita yang ada di Lebanon, yang ada di Amman Jordan, dan juga yang ada di Teheran. Kami membahas situasi terkini dan insyaAllah situasi Indonesia saat sekarang masih wait and watch,” tutur dia.

Baca Juga :  Ratusan Petani di Jonggol & Megamendung Apresiasi Kinerja Ravindra Airlangga

Kendati demikian, Airlangga menyebut bahwa situasi rupiah dan pasar modal masih relatif terkendali.

“Namun, kalau kita lihat situasi baik itu rupiah maupun pasar modal, relatif terkendali dan memang kita lihat Amerika ekonominya membaik, inflasinya menurun, dan itu interest rate masih tinggi,” jelas dia.

“Sehingga capital flight itu yang harus kita jaga. Namun dengan ketenangan kita mengantisipasi berbagai krisis di masa lalu kita yakin kita bisa menangani krisis kedepan juga,” pungkas Airlangga.