LEGISLATIF

Legislator Golkar-KLHK Sosialisasi Limbah B3 di Kabupaten Kepulauan Sula

0
Suasana saat sosialisasi terkait dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Kabupaten Kepulauan Sula.

Berita Golkar – Menuju Indonesia bebas merkuri, anggota Komisi IV DPR RI bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan sosialisasi terkait dengan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Kabupaten Kepulauan Sula.

Kegiatan tersebut berlangsung di Istana Daerah (Isda) Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula, Selasa (13/12).

Dalam sambutannya, Anggota Komisi IV DPR RI, Alien Mus, menyampaikan target dari sosialisasi ini agar masyarakat Sula bisa menyadari dampak limbah yang beracun.

Baca Juga :  Legislator Golkar Sarmuji Beri Gerobak UMKM ke Seluruh PAC Ansor di Kediri

Karena itu, pihaknya tetap fokus melakukan sosialisasi terkait limbah B3 ini di Kabupaten Kepulauan Sula.

“Jadi kita harus bersinergi mulai dari pemerintah pusat sampai ke pemerintah daerah, agar bisa bangkit untuk memberantas limbah beracun ini,” ucapnya.

Ketua DPD I Partai Golkar Maluku Utara ini berharap, agar kegiatan sosialisasi ini bisa berjalan dengan lancar.

Kemudian seluruh peserta yang hadir itu bisa menimbah ilmu pengetahuan terkait dengan limbah B3.

“Semoga dari sosialisasi ini, masyarakat yang hadir bisa mendapat manfaatnya dan menyerap ilmu pengetahuan,” harapnya.

Wakil Bupati Kepulauan Sula, M. Saleh Marasabesy, menambahkan bahan merkuri ini beberapa tahun lalu dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik.

Baca Juga :  Dewi Asmara Soroti Penanganan Stunting Indonesia Belum Maksimal

Jika saat ini masih ditemukan maka segera dicegah, karena bahan tersebut sangat beracun.

Ia menyampaikan, bukan saja digunakan pada kosmetik, tetapi bahan itu juga digunakan pada alat tensi darah. Namun, sekarang sudah tidak lagi digunakan.

“Sekarang pertambangan liar diawasi sangat ketat, karena pemerintah khawatir jangan sampai mereka menggunakan air raksa atau merkuri,” ujarnya.

Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat berikhtiar, sehingga suatu saat nanti Sula memiliki ekosistem yang baik.

“Seperti di destinasi Tanjung Waka kita canangkan sebagai ekowisata. Artinya bahwa semua pemanfaatan makanan tidak lagi menggunakan bahan berjenis plastik,” tutupnya.