BERITAEKSEKUTIF

Menko Airlangga Percepat Salurkan Bansos Jelang Lebaran untuk Masyarakat

0
Foto - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto./NET

Berita Golkar – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) sembako jelang Lebaran ini. Hal ini disampaikan seusai sidang kabinet paripurna bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Dan penyaluran pencairan sembako dari Juni ke awal Mei selama dua bulan. Jadi ini dipercepat,” ujar Airlangga di Kantor Presiden.

Terdapat beberapa fakta menarik dari penyaluran bansos yang dilansir melalui salah satu media online, di antaranya:

1. Diberikan Kepada 20 Juta Keluarga Penerima.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Akselerasi Transformasi Digital Industri Olahraga Perlu Dilakukan

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penyaluran bansos akan dipercepat output dari bansos-bansos lainnya. Ada sekitar 20 juta keluarga penerima manfaat yang akan diberikan bansos.

“Penyaluran bantuan sosial kepada 20 juta keluarga penerima manfaat yaitu berupa beras sebesar 10 kg. Dan kemudian percepatan output daripada PKH, kartu sembako dan BLT,” ucapnya.

2. Bulog Bisa Dapat Rp 2 Triliun.

Airlangga mengatakan subsidi bansos beras selama Ramadan akan membuat Bulog bisa memperoleh dana senilai Rp 2 triliun. Di mana menurutnya dari dana itu bisa untuk membeli gabah rakyat sebesar 440.000 ton.

“Dan percepatan perlindungan sosial estimasi Rp 14,12 triliun. Sehingga, harapannya PDB di kuartal II bisa tumbuh positif,” pungkasnya.

Baca Juga :  Wakil Ketua Komisi VI: Bantuan untuk Koperasi Langkah Tepat Menko Airlangga Hadapi Pandemi

3. Pemerintah Akan Salurkan Bansos Beras.

Pemerintah juga akan menyalurkan Bansos Beras bagi masyarakat selama Ramadan, melalui program Penyaluran Bantuan Beras sebesar per 10 kg untuk para Penerima Kartu Sembako. Penyaluran akan dilakukan pada akhir bulan Ramadan (pada masa Peniadaan Mudik berlaku).

4. Ekonomi di Kuartal I Masih Diproyeksikan Negatif

Airlangga menambahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2021 yang masih negatif, untuk bisa kembali ke level pra-Covid atau sekitar 5% (YoY) di 2021, dibutuhkan pertumbuhan minimal 6,7% pada kuartal II-2.