EKSEKUTIF

Menko Airlangga Yakin Ekonomi Indonesia Menguat

0
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meyakini ekonomi Indonesia sepanjang tahun masih menguat dan peluang resesi Indonesia masih sangat kecil dibandingkan negara lain.

Penguatan ekonomi Indonesia, kata Airlangga tercermin dari leading indicator data CEIC yang dihitung dengan menggambarkan dan memberi bobot pada indikator utama terpilih seperti pasar keuangan, sektor moneter, pasar tenaga kerja, perdagangan dan industri.

Dengan penjelasan angka dibawah 100 menunjukkan periode di bawah tren ekonomi jangka panjang atau ekonominya diperkirakan melambat sedangkan angka di atas 100 adalah periode di atas tren jangka panjang atau ekonominya diperkirakan ekspansi.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Peserta Program Kartu Prakerja Skema Normal Terima Bantuan Rp 4,2 Juta

“Indonesia berada dalam indeks diatas 100, kemudian ada negara India dan beberapa negara seperti Tiongkok sedikit diatas dan negara seperti AS agak kebawah, demikian pula Eropa dan negara lain termasuk Jepang masih bertahan (di atas 100),” ucapnya dalam Mid Year Outlook, Selasa (2/8/2022).

Menurutnya kenaikan harga komoditas yang tinggi telah memicu bank sentral mempercepat laju kenaikan tingkat suku bunga.

Kondisi ini mendorong stagflasi (inflasi yang tinggi dengan pertumbuhan ekonomi melambat) dan meningkatnya peluang resesi ekonomi.

Bahkan kondisi resesi ini telah dialami oleh Amerika Serikat karena inflasi yang melonjak sangat tinggi 9,1% (yoy) sementara laju pertumbuhan ekonomi mencatatkan negatif dalam dua kuartal berturut dengan masing masing minus 0,9% (yoy) dan 1,6% (yoy).

Baca Juga :  Airlangga Hartarto: THR jadi Pemantik Perekonomian Karyawan Swasta hingga ASN

Namun dibandingkan dengan kondisi negara lain, kata Airlangga prospek ekonomi Indonesia kedepan diperkirakan masih menguat (ekspansi).

Sejalan dengan itu, survei Bloomberg menyebut probabilitas resesi Indonesia masih sangat kecil dibandingkan negara lain atau hanya 3%, begitu pula dengan India probabilitasnya hanya 0%.

“Secara teknikal (AS) sudah masuk resesi dan stagflasi. Beberapa negara masih ekspansi seperti di Indonesia probabilitas resesi rendah termasuk India juga yang presentase paling rendah,” tegasnya.

Dengan demikian pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun diyakini akan mencapai 5%-5,2% (yoy) yang didukung oleh komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, ekspor hingga investasi.