DPP GOLKAR

Milad ke-43, Al-Hidayah Dorong Gerakan Mengolah Limbah Masker

0
Webinar “Yuk Kelola Sampah Maskermu”.

Berita Golkar – Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun DPP Pengajian Al-Hidayah yang ke-43, Departemen Pendidikan dan Departemen Lingkungan Hidup DPP Pengajian Al-Hidayah bekerja sama dengan Bank Sampah De Bestari mengadakan Webinar “Yuk Kelola Sampah Maskermu”.

Acara ini dimeriahkan oleh setidaknya hampir 200 pengurus DPP Pengajian Al-Hidayah seluruh Indonesia dan 5 narasumber yang ahli dibidangnya diantaranya, Akbar Hanif Dawam (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Rossy Chaerun Nissa (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Nuri Harmastuti (Upakara Bhuvana Nusantara), Syawaludin (CEO Bank Sampah Bintang Bersinar NTB), dan Marnarita Yarsi (Ketua Bank Sampah de Bestari).

Kesuksesan acara ini tidak lepas dari peran ketua Panitia, Rita Fitria Ace Hasan yang juga merupakan Ketua Departemen Pendidikan DPP Pengajian Al-Hidayah.

Dalam sambutannya Rita menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 yang telah berjalan dua tahun lamanya telah mengakibatkan menumpuknya sampah masker di Indonesia.

Untuk itu diperlukan literasi dan edukasi terhadap pengelolaan sampah masker yang dapat dilakukan oleh ibu-ibu di Indonesia.

Senada dengan Rita, Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah, Hetifah Sjaifudian menyampaikan pentingnya peran perempuan sebagai garda terdepan dalam mengedukasi tentang pengelolaan sampah dimana jika dikalkulasi, jika satu keluarga memiliki empat anggota, dari 200 peserta yang hadir saat ini setidaknya ada 800 orang yang teredukasi untuk mengelola sampah dengan lebih baik.

Baca Juga :  Pembentukan KIB, Ketua MPO Meutya Hafid: Hindari Perpecahan Bangsa

Temuan ini telah mendorong komunitas seperti De Bestari dan Upakara Bhuvana Nusantara untuk melakukan inovasi dalam pengelolaan sampah masker.

Upakara Bhuvana Nusantara misalnya telah berhasil mengolah sampah masker agar dijadikan pot tanaman.

“Kami di BRIN telah melakukan proses recycling sampah masker dengan sebelumnya melakukan pemilahan dan pengolahan masker sebelum dientrusi menjadi biji plastik dan kemudian dilakukan produksi produk daur ulang, “ terang Dawam, peneliti BRIN.