LEGISLATIF

Situs Pemerintah Disusupi Konten Judi Online, Christina Desak Kominfo & BSSN Segera Ambil Langkah

0
Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani.

Berita Golkar – Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani menyebut lemahnya pengawasan menyebabkan fenomena konten judi daring masih saja marak muncul di laman instansi pemerintahan.

Selain lemahnya pengawasan, hal ini juga memperlihatkan lemahnya sistem proteksi laman pemerintah sehingga mudah diretas.

Sebab itu dia mendesak Kemenkominfo bersama BSSN segera mengambil langkah, agar penyusupan konten judi online pada laman pemerintahan bisa segera diatasi.

“Hal seperti ini terjadi di depan mata dan seakan dibiarkan. Bagaimana pengawasannya? Ini jadi pertanyaan, karena marak, bahkan kita cek juga terjadi pada situs militer, sementara pada laman pemerintah menimpa laman kabupaten, provinsi hingga pusat. Artinya ini massif,” kata Christina, dalam keterangannya, Senin (24/7).

Baca Juga :  Gelar Kampanye, Ketua Golkar Palangka Raya: Bukti Konkret Interaksi dengan Masyarakat

Merujuk data Kemenkominfo, ditemukan jumlah link judi daring sebanyak 2.099 dari 286 nama domain di laman instansi pemerintahan.

Dari laporan publik yang masuk, ada 606 link dari 318 nama domain “go.id” dan 142 nama domain “ac.id” yang biasa dipakai instansi pendidikan.

“Di tengah maraknya isu kebocoran data, kita sudah sejak lama mengingatkan agar memperkuat proteksi keamanan siber. Kejadian seperti ini membuat kita dianggap lemah, padahal ada program dan anggaran untuk itu,” tegas Christina.

Politisi Partai Golkar itu juga mendesak Kominfo dan BSSN segera duduk bersama, evaluasi serius, termasuk jika ditemukan ada kelalaian atau sistem kerja yang keliru, agar segera diperbaiki.

Christina mendapat laporan, banyak laman instansi pemerintah dikembangkan dengan sistem penganggaran tahunan dan ada kontrak alih daya pengelolaan dengan pihak ketiga, yang jika kontraknya habis, pengawasan dan pemeliharaan cenderung tidak lagi terjamin.

Baca Juga :  Nidya Listiyono Apresiasi Upaya Pemkot atasi Banjir di Samarinda

“Hal seperti itu harus jadi evaluasi juga. Malu kita, negara yang sudah siap digitalisasi di semua aspek, lalu hal fundamental menyangkut perlindungan dan pengawasan sistem ternyata lemah. Padahal saya yakin SDM kita handal dan mampu. Mungkin ada sistem kerja yang perlu dibenahi,” tegas Ketua DPP Golkar itu.

DPR, kata Christina, akan terus memonitor isu itu, agar dapat perhatian, apalagi Menteri Kominfo wajah baru yang harusnya juga bersemangat melakukan pembenahan.

“PR di Kominfo itu banyak. Kami dorong pak Menteri agar detail memperhatikan soal-soal keamanan sistem informatika kita, dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata dan terukur,” tutupnya.