DPD GOLKAR

Jelang Pemilu 2024, Ketua Golkar Jawa Barat Singgung Bahaya Politik Identitas

0
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzily.

Berita Golkar – Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily, menyampaikan, politik identitas adalah cara yang berbahaya untuk kepentingan politik terutama menjelang pemilihan umum atau Pemilu.

Menurutnya, politik identitas berupa politisasi agama atau memanfaatkan agama untuk kepentingan politik serta ujaran kebencian dengan mengatasnamakan kelompok tertentu, masih kerap terjadi.

“Saya ingin menyampaikan kondisi yang kita hadapi saat ini, seperti kemiskinan, politisasi agama dan ujaran kebencian yang hanya menghalalkan kelompoknya semata. Itu selalu muncul di medsos terlebih saat menjelang pemilu dan pilpres,” ujar Kang Ace, sapaan akrabnya saat menjadi narasumber Lokakarya Fraksi Partai Gokar (FPG) MPR RI tentang Peran Pertahanan dan Keamanan Negara dalam Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat di Hotel Harmoni Garut, Sabtu, (29/7/2023).

Baca Juga :  DPD Golkar Palembang Gelar Musda ke 10 Pada 27-28 Agustus 2020

Partai Golkar, kata dia, tidak mengedepankan identitas, agama, budaya dan suku dalam pendekatan kepada masyarakat.

Sebab menurutnya, fanatisme identitas sudah dipastikan akan merusak nilai-nilai kebangsaan yang dimiliki Indonesia.

Kang Ace mencontohkan fenomena Arab Spring terkait kondisi geopolitik dunia yang tidak stabil dan telah memicu krisis di beberapa negara di Timur Tengah.

Kekacauan sosial dan penggulingan pemerintahan terjadi secara beruntun sejak musim semi 2011 di Tunisia dan menyebar ke beberapa negara Arab lainnya seperti Mesir, Libya, hingga Suriah.

“Akibatnya bisa kita lihat negara-negara di sana menjadi lemah. Pertahanannya lemah. Mudah digoyang-goyang oleh intervensi asing,” ucapnya.

Baca Juga :  ANOC World Beach Games Batal Digelar di Bali, Legislator Golkar Beri Tanggapan

Dia menyebut Suriah atau Syiria sebagai contoh. Negara dengan tradisi peradaban maju itu hari ini hancur berantakan, akibat perebutan kekuasaan dengan mengatasnamakan agama.

“Negara itu kini terkoyak dan berkeping-keping, Islam syiah berpusat di Damaskus, kelompok Suni yang didukung Arab Saudi di Aleppo dan ISIS berpusat di Mosul. Mereka semua mengaku Islam dan ada ulamanya saat bertempur mereka selalu sama-sama berteriak Allahu Akbar,” kata Kang Ace.

Peristiwa yang terjadi di Suriah ini, kata Kang Ace, harus menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia.

“Kita beruntung sebagai bangsa punya Pancasila. Di Tumur Tengah satu suku bangsa negaranya berpecah-pecah dan berbeda-beda. Kita banyak suku tapi tetap satu yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia,” sambungnya.