EKSEKUTIF

Menko Airlangga: Domestic Market Terus Menopang Kuat Perekonomian Nasional

0
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat sedang diwawancara dalam program The Newsroom SCTV.

Berita Golkar – Sepanjang tahun 2022 ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31% (ctc).

Angka tersebut mampu melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2% (ctc) dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi.

“Ya, pertama pencapaian ini menjadi katakanlah extraordinary di tengah tekanan global yang pertumbuhannya rendah. Artinya global sekitar 4%. Jadi capaian Indonesia ini di atas global. Tetapi ini tidak datang begitu saja. Ini dari kebijakan yang diambil oleh Bapak Presiden Joko Widodo dalam kebijakan tiga tahun penanganan Covid-19. Itu keseimbangan antara gas dan rem, kemudian pembentukan KPC-PEN. Kemudian anggaran untuk perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi nasional. Sehingga ini merupakan sebuah sequence,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam program The Newsroom SCTV, Selasa (7/02).

Baca Juga :  Dukung Pemilu Sistem Terbuka, Golkar Ingin Jaga Semangat Reformasi & Demokrasi

Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa Pemerintah memutuskan tidak mengambil kebijakan lockdown selama pandemi Covid-19, dan hal ini yang mampu mendorong perekonomian dapat terus bergerak di mana ekspor dan Neraca Perdagangan tetap mampu tumbuh positif selama pandemi.

Purchasing Managers’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga berada di atas 50 dan berada di level ekspansif.

“Jadi industri kita tidak kehilangan supply chain. Jadi mengisi supply chain. Justru di tahun 2022 dan 2021 ini terbantu oleh kenaikan harga komoditas. Pada saat dunia mulai kembali normal, nah butuh supply chain. Salah satu yang paling siap untuk mengisi adalah dari Indonesia,” kata Menko Airlangga.

Baca Juga :  Ibu Kota Nusantara, Menko Airlangga Minta Para Insinyur Ikut Berperan

Lebih lanjut, dalam menghadapi tantangan global seperti perang Rusia-Ukraina, climate change, tingginya harga komoditas, inflasi global yang tinggi, serta tingkat suku bunga yang masih naik, Pemerintah memiliki bantalan yakni kuatnya domestic market.

“Nah bagaimana kita menyelesaikan permasalahan itu, tetapi kita sudah dalam tanda petik mempunyai ancang-ancang untuk itu. Karena domestic market kita kuat. Jadi kita kembalikan kepada domestic market. Kita ini domestic marketnya kira 51%-52% dari ekonomi. Ekspor market kita sekitar 20%. Jadi resiliensi terhadap gonjang-ganjing global. Kita punya cushion. Nah, itu yang harus kita jaga. Daya beli kita jaga, domestic market dijaga. Kemudian tentu produksi kita jaga,” tutup Menko Airlangga.