EKSEKUTIF

Ramadan & Idulfitri 2023, Airlangga: Pemerintah Terus Tingkatkan Sinergi Jaga Kestabilan Ekonomi Nasional

0
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Berita Golkar – Aktivitas perusahaan menunjukkan peningkatan signifikan dalam hasil produksi, pesanan baru, pembelian, serta perbaikan dari sisi ketenagakerjaan.

Hal ini sekaligus memperlihatkan kepercayaan bisnis terhadap prospek ekonomi Indonesia juga semakin tinggi.

“PMI (Purchasing Managers’ Index) Indonesia masih solid dengan melanjutkan level ekspansif yang stabil dan berkelanjutan. Ini menunjukkan aktivitas produksi dalam negeri yang terus menggeliat dan ditopang permintaan domestik yang masih kuat,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah merilis data realisasi inflasi Indonesia yang pada Maret 2023 tercatat sebesar 4,97% (yoy).

Realisasi tersebut lebih rendah dari Februari 2023 yang sebesar 5,47% (yoy), tetapi lebih tinggi dibandingkan inflasi Maret 2022 sebesar 2,64% (yoy).

“Secara bulanan, inflasi Maret 2023 tercatat sebesar 0,18% (mtm). Angka tersebut relatif terkendali mengingat bulan ini sudah memasuki bulan Ramadan. Artinya pasokan di level konsumen masih aman dan distribusi tidak terganggu,” jelas Menko Airlangga.

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2024, Taufan Pawe Peringatkan ASN Parepare Jangan Terlibat Politik Praktis

Berdasarkan komponen, inflasi harga diatur pemerintah (Administered Prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,12% (mtm) sehingga tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 11,56% (yoy).

Inflasi AP terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, bensin, dan rokok kretek filter.

“Adanya momen libur panjang di awal Ramadan serta adanya event besar seperti ASEAN Summit 2023 akan mendorong peningkatan permintaan transportasi, terutama angkutan udara,” kata Menko Airlangga.

Sementara itu, inflasi harga pangan bergejolak (Volatile Food/VF) tercatat mengalami inflasi sebesar 0,29% (mtm) atau 5,83% (yoy).

Komoditas utama penyumbang inflasi VF bulan ini (mtm) adalah beras dan cabai rawit dengan andil masing-masing 0,02%, namun tekanan inflasi VF masih dapat terbantu dengan penurunan harga bawang merah dan cabai merah.

Melansir informasi BPS, telah dilakukan panen di 10 provinsi dan 66 kabupaten utama, tetapi dengan adanya anomali cuaca di sebagian wilayah Indonesia menyebabkan terganggunya hasil produksi.

Baca Juga :  Golkar Resmi Usung Irjen Fakhrizal Di Pilkada Sumatera Barat

Hal ini menyebabkan harga beras masih mengalami kenaikan di Maret 2023 ini, meskipun tidak setinggi bulan-bulan sebelumnya.

Di sisi lain, Badan Pangan Nasional pada 15 Maret 2023 telah mengumumkan perubahan Harga Pokok Penjualan (HPP) Gabah dan Beras serta Harga Eceran Tertinggi (HET) Beras.

Tujuannya guna menciptakan keseimbangan hulu-hilir agar tercipta harga wajar, baik di tingkat produsen, penggilingan, pedagang dan konsumen.

Dalam rangka menjaga stabilisasi harga serta membantu masyarakat, Pemerintah juga telah menyalurkan bantuan sosial pangan kepada 21.353 keluarga penerima manfaat di 515 wilayah dalam periode Maret-Mei 2023.

“Pemerintah dan otoritas terkait akan terus memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat, sehingga tetap terkendali khususnya selama Ramadan dan Idulfitri 2023. Selain itu, Pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID juga akan terus bersinergi menjaga inflasi dalam rentang sasaran. Hal itu diharapkan menjadi fondasi kuat untuk perekonomian nasional di 2023,” pungkas Menko Airlangga.