DPD GOLKAR

Golkar Jatim Minta PPKM Sudah Dicabut Sebelum Ramadan 1443 H

0
Ketua DPD Gokar Jatim Sarmuji minta PPKM sudah dicabut sebelum Ramadan 1443 H

Berita Golkar – Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur M. Sarmuji meminta pemerintah pusat mengambil keputusan untuk mencabut aturan PPKM (Pemberlakuan Pembataan Kegiatan Masyarakat) sebelum memasuki bulan Ramadan 1443 H.

Usulan tersebut dikemukakannya setelah melihat kesadaran masyarakat yang tetap tinggi dalam penerapan protokol kesehatan demi mencegah sebaran virus Covid-19.

“Saya mengusulkan, baik sebagai anggota DPR RI maupun sebagai ketua Golkar Jawa Timur, kalau bisa sebelum Ramadan, PPKM ini sudah bisa dicabut,” tegas Sarmuji, Kamis (3/3/2022)

Pernyataan yang disampaikan Anggota DPR RI Komisi XI ini di depan seluruh pengurus DPD I dan DPD II Partai Golkar Jawa Timur itu juga bertujuan untuk memperlihatkan bahwa pemerintah terlihat serius dan terbukti berhasl menghambat sebaran virus itu.

Baca Juga :  Maknai Hari Santri, Golkar Jatim Gelar Lomba Tartil Al-Quran

“Untuk varian omicron ini, rata-rata keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit juga turun. Orang yang terpapar Covid-19 sebenarnya sudah melewati puncak pada waktu varian delta dulu,” jelas Sarmuji.

Sarmuji mengatakan bahwa penghentian status PPKM sebelum Ramadan, agar umat Islam bisa beribadah tanpa was-was.

Tidak khawatir melanggar PPKM. Sehingga otomatis berdampak pada perputaran nilai ekonomi masyarakat bisa meningkat.

“Agar rakyat juga bisa berziarah dengan tenang di pusara orangtuanya. Jika Idul Fitri tiba, rakyat bisa bermohon maaf bersama orang tua dan keluarganya,” ungkapnya.

Namun, ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Karena varian omicron memang lebih cepat dari segi penularan.

Baca Juga :  Golkar Dukung Machfud Arifin Dan Mujiaman Di Pilkada Surabaya

“Hanya saja meskipun yang terpapar semakin banyak, tapi yang masuk rumah sakit ternyata terbukti sedikit,” sebutnya.

Apalagi, lanjut Sarmuji, yang meninggal karena varian omicron, menurut data dari pemerintah, sudah semakin sedikit. Kalaupun ada yang wafat lebih banyak disebabkan faktor komorbid atau penyakit bawaan.

“Jadi kalau PPKM dicabut, yang perlu dibatasi adalah orang-orang dengan komorbid. Dibatasi gerakannya, dihimbau untuk selalu hati-hati sampai Covid ini bisa teratasi tuntas,” katanya.

Diketahui hingga tanggal 7 Maret nanti, pemerintah masih menerapkan status PPKM level 1 sampai level 4 di Jawa Timur.

Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, hanya satu wilayah yakni Kota Madiun yang saat ini ditetapkan sebagai daerah dengan status PPKM Level 4.