DPP GOLKAR

Tanggapan Golkar Setelah MK Tolak Uji Batas Usia Capres-Cawapres

0
Ketua DPP Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono.

Berita Golkar – Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono mengormati putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang menolak uji batas usia capres dan cawapres.

Menurutnya, putusan tersebut sudah mendengar masukan semua pihak.

“Ini adalah yang sesuai dengan konstitusi kita dan wajib kita jalankan agar proses demokrasi di Indonesia terus membaik,” kata Dave kepada wartawan, Senin (16/10/2023).

Lebih jauh dari itu, Golkar tetap mendorong ketua umumnya Airlangga Hartarto sebagai bacawapres pendamping Prabowo Subianto.

“Golkar tetap mendorong pak Airlangga selaku ketum Golkar dan kader yang terbaik untuk mendampingi pak Prabowo di Pilpres,” tandasnya.

Sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) menolak mengabulkan gugatan batas usia capres cawapres menjadi 35 tahun.

Baca Juga :  Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengembangan KEK terkait Industri MRO Pesawat Udara dan Digital di Batam

Mulanya, UU Pemilu mensyaratkan usia minimal capres cawapres berusia 40 tahun.

“Amar putusan, mengadili menolak permohonan para pemohon untuk seluruhnya” kata Ketua MK Anwar Usman dalam ruang sidang MK, Jakarta Senin (16/10/2023).

Salah satu pertimbangannya, MK menyatakan pengaturan persyaratan usia minimal capres cawapres, original intent terhadap Pasal 6 ayat (2) UUD 1994 serta putusan-putusan MK terkait dengan batas usia jabatan publik.

“Persyaratan batas minimal usia calon presiden dan calon wakil presiden merupakan pilihan kebijakan pembentuk undang-undang yang terbuka kemungkinan untuk disesuaikan dengan dinamika dan kebutuhan usia calon presiden dan calon wakil presiden,” ujar Hakim Saldi Isra saat membaca pertimbangan

Bagi MK, lanjut Saldi Isra, yang penting penentuan batas minimal usia capres cawapres tidak boleh menimbulkan kerugian hak konstitusional warga negara yang dalam penalaran wajar potensial diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebagai capres atau cawapres.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Pentingnya Wujudkan Indonesia-Australia sebagai Pemain Utama 'Global Value Chains'

Sebagaimana diketahui, sejumlah penggugat mengajukan uji materil terhadap Pasal 169 huruf q UU Nomor 7 Tahun 2017.

Salah satu penggugat ialah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan perkara Nomor 29/PUU-XXI/2023 yang meminta usia capres/cawapres minimal 35 tahun.

Pasal yang digugat yaitu Pasal 169 huruf q UU Pemilu, yang berbunyi:

Persyaratan menjadi calon Presiden dan calon Wakil Presiden adalah berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun;

“Menyatakan bahwa Pasal 169 huruf q UU Pemilu bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai ‘berusia paling rendah 35 tahun,” demikian petitum pemohon.