BERITA

Airlangga Hartarto Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Minus 8,22 Persen, Terburuk Kedua Setelah Bali

0
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan pers usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (20/7/2020).

Berita Golkar – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, agregat pertumbuhan ekonomi di daerah menjadi sorotan. Hal itu, katanya, harus menjadi perhatian, khususnya DKI Jakarta sebagai Ibu Kota.

“Daerah pun diperhatikan, di mana kita lihat itu DKI Jakarta pertumbuhannya tertekan dalam, yaitu minus 8,22 persen.”

“Terdalam kedua sesudah Bali minus 10 persen,” ujarnya dalam acara virtual, Selasa (15/9/2020).

Kemudian, kata Airlangga, tiga provinsi lainnya dengan ekonomi negatif adalah Jawa Timur minus 5,9 persen, Jawa Barat 5,8 persen, dan Jawa Tengah 5,94 persen.

Sementara, pertumbuhan ekonomi di dua provinsi lebih baik dari nasional minus 5,32 persen pada kuartal II 2020, yakni Sulawesi Selatan minus 3,87 persen, dan Sumatera Selatan minus 1,37 persen. “Ini di atas perekonomian nasional.”

“Beberapa daerah ini ditopang oleh sektor pertanian atau juga sektor perkebunan,” katanya.

Karena itu, pemerintah melihat sektor pertanian dan sektor perkebunan ini tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi Covid-19. “Kita ketahui bersama bahwa efeknya terhadap nasional besar,” papar Airlangga.

Serapan Anggaran Covid-19 34,1 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penyerapan anggaran untuk penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional telah mencapai 34,1 persen dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun.

Baca Juga :  Fraksi Golkar: Instruksi Sanksi Prokes Mendagri Sebagai Ancaman Kepala Daerah

Tingkat serapan anggaran tersebut mengalami kenaikan setiap bulannya. “Dan ini secara month to month, bulan ke bulan, ada kenaikan sebesar 30,9 persen.”

“Dan semester I sampai masuk semester II ini di September, tren penyerapannya sudah naik sebesar 237 triliun,” ungkap Airlangga usai rapat terbatas Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9/2020).

Menurut Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu, kenaikan penyerapan anggaran tersebut bervariasi di setiap sektornya. Untuk sektor kesehatan mengalami kenaikan 31,6 persen, sektor perlindungan sosial naik 62,81 persen , sektor Pemda 27,68 persen, dan sektor UMKM 91,43 persen.

Menurut Airlangga, realisasi anggaran tersebut akan terus ditingkatkan, termasuk di sektor pariwisata. “Kemudian Presiden sampaikan bahwa untuk insentif pariwisata yang anggarannya sudah ada, ini dikaitkan dengan pengadaan vaksin secara mandiri apabila clinical trial (uji klinik) sudah selesai.”

“Ini masih menunggu uji klinis, untuk selanjutnya dibuat program yang terkait dengan sektor pariwisata,” tuturnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, untuk Pemulihan Ekonomi Nasional, masih ada waktu hingga akhir September.

Daya ungkit ekonomi yang dilakukan yakni dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga. “Oleh karena itu saya minta seluruh program insentif yang sifatnya cash (tunai), transfer agar benar-benar diperhatikan, dipercepat,” pintanya.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 14 September 2020, dikutip dari laman covid19.go.id :

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2024, Partai Golkar Berkomitmen dalam Beberapa Hal

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 55.099 (24.6%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 38.431 (17.6%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 17.913 (8.1%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 14.591 (6.6%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 13.476 (6.2%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 9.423 (4.3%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 8.559 (3.9%)

BALI

Jumlah Kasus: 7.312 (3.3%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 6.049 (2.7%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 5.078 (2.3%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 4.572 (2.0%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 4.165 (1.9%)

RIAU

Jumlah Kasus: 3.909 (1.7%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 3.574 (1.6%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 3.505 (1.5%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 3.002 (1.4%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 2.961 (1.4%)

ACEH

Jumlah Kasus: 2.892 (1.2%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 2.465 (1.1%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 2.314 (1.1%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 1.940 (0.9%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 1.890 (0.9%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 1.869 (0.8%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 1.430 (0.6%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 1.185 (0.5%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 780 (0.3%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 615 (0.3%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 471 (0.2%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 474 (0.2%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 467 (0.2%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 321 (0.1%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 283 (0.1%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 271 (0.1%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 237 (0.1%).

 

wartakota.tribunnews