BERITADPD GOLKAR

Erry Iriansyah: Jalan Politik Anak Teknik

0

Berita – Enam belas tahun silam. Sosok pemuda berkulit putih, dengan tinggi 165 meter dan sedikit gemuk, keluar dari dalam camp menghadapi protes dari puluhan massa. Kejadian itu terjadi pada siang hari. Saat itu, kondisi sekeliling camp telah dikepung. Beberapa dari mereka bahkan sudah siap membakar tempat tinggal pekerja proyek, jika tuntutan tidak terpenuhi.

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalbar, Erry Iriansyah

Massa menuntut aktivitas proyek pengerjaan jalan di kawasan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dihentikan. Alasan mereka sederhana. Truk bermuatan berat mengangkut batu, pasir dan lainnya, dianggap merusak jalan mereka.

Beruntung amarah warga meredup. Lelaki yang keluar menghadapi massa, berpembawaan santai dan tenang. Didampingi sejumlah pekerja, massa didekati. Mereka diajak dialog dengan kekeluargaan. Hasilnya, proyek pengerjaan jalan Rasau Jaya tetap dilanjutkan dan lalu lintas truk dengan tonase berat dialihkan ke jalur lain.

Dialah Erry Iriansyah. Sosok lelaki mediator aksi protes massa yang dimaksud. Cerita bagaimana kedewasaannya menenangkan massa, menjadinya negosiator ulung mencarikan solusi terbaik masyarakat. Setidaknya sepenggal pengalaman yang tak terlupakan oleh Erry. Apalagi saat itu, dia masih berstatus mahasiswa dan kebetulan dipercaya bekerja di proyek pengerjaan jalan di Kecamatan Rasau Jaya.

Siapa mengira, dari jam terbang tinggi bergaul dengan masyarakat, jadi modal dasarnya menjadi politisi muda sukses di Kalbar. Erry adalah anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kalbar 2, yakni Kubu Raya dan Mempawah. Di DPRD, dia menjabat sebagai anggota Komisi IV dan Sekretaris Fraksi Golkar di DPRD. Dia juga menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Golkar Kabupaten Kubu Raya.

Tapi, siapa sangka dia bisa sukses di dunia politik, yang ternyata tidak linier dengan perjalanan karier Erry. Dilihat dari lingkungan keluarga misalnya. Dia dibesarkan dari lingkungan yang biasa saja. Ayah Erry adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Barat.

Begitu pun jenjang pendidikan. Diawali dengan mengenyam pendidikan di SDN 28 pada 1994, SMPN 5 Pontianak pada 1997, SMA Muhamadiyah 1 Pontianak pada 2000, dan S1 Fakultas Teknik Untan, Jurusan Teknik Sipil pada 2006.

Khusus untuk pendidikan S1, adalah masa di mana Erry dewasa ditempa, bagaimana menjadi pemuda yang mandiri. Sadar akan kondisi ekonomi keluarga yang terbatas. Apalagi sang ayah hanya mengandalkan gaji pensiunan. Erry pun banting tulang.

Baca Juga :  Kawal Suara pada Pemilu 2024, DPD Golkar Siapkan 117 Ribu Saksi Disebar Tiap TPS Se-Jateng

Selama aktif kuliah, uang jajan dan semester kuliah dicari sendiri. Di luar jam kuliah, Erry nyambil jadi pengantar berkas ke tempat foto copy dan penjualan Alat Tulis Kantor (ATK) milik temannya. Dari sana, Erry menutupi biaya kuliah. Termasuk uang jajan semasa jadi mahasiswa.

“Usaha teman saya waktu itu di Jalan Sepakat II. Lumayan buat jajan dan kuliah,” kata Erry.

Antar berkas foto copy tidak berjalan lama. Dia beralih kerja, meski statusnya masih mahasiswa. Bermula dari permintaan seorang kerabat, dia pun kerja pada kontraktor proyek. Yakni proyek pembangunan jalan dan pengairan. Dasarnya, karena Erry mahasiswa Teknil Sipil.

Sudah menjadi garis tangan. Di bidang konstruksi inilah, Erry membuktikan diri. Menjadi anak muda yang mapan melalui profesi kontraktor. Selesai kuliah pada 2006, Erry sudah mendirikan perusahaan konstruksi. Jabatannya bahkan direktur utama. Sudah banyak proyek pembangunan yang dikerjakan.

Matang sebagai kontraktor, Erry ternyata juga eksis dalam dunia organisasi. Yang paling melekat oleh ingatan publik, dia pernah menjabat Ketua DPD KNPI Kalbar. Selain itu, dia juga menjabat Ketua PD AMPG Kalbar, Wakil Ketua KONI Pontianak, dan Ketua Wushu Pontianak.

Pun demikian dalam organisasi kontraktor. Dia juga aktif sebagai Ketua Bidang Gapensi Kalbar, Ketua Bidang Perbakin Kalbar, Wakil Ketua Pemuda dan Olahraga DPD Golkar Kalbar, dan Bendahara LPM RI Kalbar.

SAMBUTAN – Erry Iriansyah memberikan sambutannya sebagai Ketua KNPI Kalbar tahun 2018 lalu. FACEBOOK ERRY IRIANSYAH

Dari sederet pengalaman organisasi yang digeluti, menjadi modal dasar, alumni Teknik Untan ini terjun ke dunia politik praktis. Puncaknya pada Pemilu Legislatif 2019. Menjadi awal mula dia memberanikan diri menjadi caleg dari Partai Golkar.

Sebagai anak muda yang baru memulai karier politik, Erry tidak gentar bertarung dengan politisi yang memiliki pengalaman lebih darinya. Sejumlah strategi pun disiapkan, bagaimana suara dari Dapil 2 Kalbar bisa diraih.

Selain memanfaatkan jaringan pertemanan, Erry dengan totalitasnya aktif terjun ke desa-desa hingga ke daerah bagian pelosok. Di sana, dia banyak berinteraksi dengan warga. Ada banyak komunikasi dan silaturahmi dibangun olehnya. Satu di antaranya yang paling mendapat sorotan adalah permasalahan infrastruktur.

Ada keinginan yang kuat dari masyarakat. Jalan desa bisa cepat dibangun. Bagi mereka infrastruktur jalan, menjadi bagian vital, agar membuka akses ekonomi warga desa, terutama untuk keperluan menjual hasil bumi ke pusat kota.

Hanya saja, untuk bisa mendapatkan cerita harapan masyarakat dari akar rumpun tidak cukup dengan modal kepiawaian dalam berkomunikasi. Ada tiga prinsip yang dipegang Erry, bagaimana bisa menarik dukungan dari mereka.

SUNAT MASSAL – Erry Iriansyah melihat anak yang tengah disunat dalam kegiatan AMPG Golkar beberapa waktu lalu. FACEBOOK ERRY IRIANSYAH

Prinsip pertama adalah fokus. Artinya, selama berkampanye, dia harus memposisikan dirinya totalitas ke dalam dunia politik. Dengan begitu, perencanaan dan pemetaan yang disiapkan benar-benar terealisasi dengan baik.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Perekonomian Indonesia Tahun 2021 Mengarah Ke Positif

Misalnya untuk mengunjungi suatu desa, selain menjunjung tinggi nilai-nilai tata kerama dan bahasa, tidak lupa dia bersama tim sebelum berkunjung ke daerah tersebut, lebih dahulu mengetahui karakter warga yang akan dikunjungi. Misalnya, dia membawa sejumlah tenaga medis dan terapi bekam, untuk melayani kesehatan gratis kepada warga.

“Alhamdulillah, dengan pelayanan ini, saya dan tim bisa diterima warga,” kata Erry.

Prinsip kedua, yakni konsisten. Sebagai alumni Teknik, dia sebenarnya bukan tipe orator yang ulung. Sebaiknya, Erry merupakan tipe orang pekerja dan tidak suka banyak berbicara. Ini bisa dilihat setiap kali dia memberikan sambutan pembukaan suatu kegiatan. Pidato yang disampaikan tidak lebih dari sepuluh menit.

Karena pesan yang biasa disampaikan olehnya, bagaimana mengakomodir keinginan dari peserta kegiatan. Karena itulah alasan sekaligus harapan dari peserta, ingin mengetahui manfaat dari acara yang dihadiri.

Prinsip terakhir, yakni sabar. Prinsip ini sebenarnya sudah menjadi pembawaan dan karakter Erry yang tenang dan tidak mudah terpancing emosi. Setiap kali menghadapi masalah pandangan miring terhadap dirinya maupun perdebatan dialog atau diskusi silang pendapat.

“Misalnya, saat kita kunjungan ke daerah, kita mendapat cemooh dari mereka. Ya harus sabar. Jangan terpancing emosi,” kata Erry.

Dari puluhan desa yang disinggahi, dengan berinteraksi lebih dari ribuan warga yang ditemui, kegigihan putra asal Kota Pontianak ini pun membuahkan hasil. Dengan perolehan sekitar 12.800 suara dari Dapil Kalbar 2, mengantarkan Erry duduk di kursi DPRD Kalbar.

Berhasil menduduki kursi wakil rakyat, karier politik Erry berlanjut. Berbekal jabatan sebagai legislator tingkat provinsi, Erry pun meraih dukungan menjabat kursi Ketua DPD Golkar Kabupaten Kubu Raya. Sesuatu pencapaian yang prestisius bagi figure muda menjabat sebagai ketua partai di tingkat kabupaten. Apalagi jabatan itu diraih dengan cara aklamasi. Lebih tepatnya pada Musda ke-V di Gedung Zambrud Pontianak, Minggu (19/7/2020).

Pencapaian Erry sekarang, sebagai legislator muda, jelas, ada tugas berat yang diemban dan itu harus diwujudkan. Selain target bagaimana bisa meningkatkan perolehan kursi DPRD di tingkat kabupaten, dia juga harus berkeliling daerah, menyerap aspirasi sebanyak mungkin, kemudian berupaya menyelesaikan persoalan yang dihadapi untuk masyarakat di Kalimantan Barat.

Sumber