DPD GOLKAR

Golkar Pangkep Berduka, Politisi Sesepuh Abdullah Buraena Meninggal di Usia 82 Tahun

0
Almarhum Abdullah Buraena, sesepuh politisi Golkar Pangkep, meninggal dunia di usia 82 tahun.

Berita Golkar – Innalillahi wainna ilaihi rajiun.

Partai Golkar Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) berduka.

Abdullah Buraena, sesepuh politisi Golkar Pangkep, meninggal dunia di usia 82 tahun.

Buraena meninggal dengan tenang di UGD Rumah Sakit Daerah Batara Siang Pangkep, Rabu (3/1/2024), sekitar pukul 15.20 Wita.

Kabar duka ini beredar luas di sejumkah group WhatsApp dan media sosial, dan dibenarkan putranya, Buyung Gazali Buraena.

“Pas azan Azar, meninggal didampingi dua adik perempuan saya,” kata Buyung melalui sambungan telepon dari Gorontalo, malam ini.

Baca Juga :  Hari Natal & Tahun Baru, Golkar Taput Berbagi Tali Asih

Buraena lahir di Rappang, Sidenreng Rappang, 27 Desember 1941.

Mendiang Direktur Utama RS Ibnu Sina, Makassar, Dr dr Sultan Buraena SpoK, adalah adik kandung almarhum.

Almarhum Abdullah meninggalkan istri, Hj Sitti Rabiah (79), delapan anak, 20 cucu dan 5 cicit.

Hingga, malam ini, jenazah masih disemayamkan di rumah duka, Komplek Rezkita Residence, Barubaru, Pangkajene.

Buraena dua periode menjabat Bendahara DPD Golkar Pangkep (1989-1999).

Almarhum juga dua periode menjadi anggota fraksi Golkar di DPRD Pangkep, 1992 hingga 1999.

“Bapak juga dua periode jadi sekretaris SOKSI dan Persipangkep,” ujar Buyung, yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Pangkep periode 1999-2004.

Baca Juga :  Hetifah Sjaifudian Harap Guru Terus Jadi Teladan Inovasi bagi Siswa

Semasa hidupnya, Buraena banyak mengabdi di bidang pengembangan olahraga, KONI dan Persipangkep, dan jadi salah satu perintis pengusaha offset di Pangkep, di dekade 1970 hingga 2000-an.

Di era 1980 hingga akhir 1990-an, Buraena juga diamanatkan sebagai Sekretaris DPD Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pangkep.

Putra bungsu almarhum, Buyung “Riril” Badril Buraena, mengkonfirmasikan ayahnya akan dimakam di komplek pekuburan keluarga di Pemakaman Muhammadiyah, Rappang, sekitar 130 km tenggara Pangkep.

“Bapak semasa hidup, mewasiatkan untuk dimakamkan di kampung halaman, berdekatan kakek dan kerabat di Rappang,” ujar Riril, yang juga Bendahara DPC PKB Kota Makassar.