DPD GOLKAR

Longsor di Pura Penataran Lempuyang Luhur, Sugawa Korry Tinjau Penanganan

0
Sugawa Korry (tengah) melihat kondisi tempat melasti di Pantai Amed yang tergerus abrasi pada Jumat (15/12/2023).

Berita Golkar – Ketua DPD Golkar Bali, Dr I Nyoman Sugawa Korry meninjau penanganan longsor di Pura Penataran Lempuyang Luhur pada Jumat (15/12).

Sugawa Korry berdialog dengan delapan bendesa setempat untuk berdialog menerima aspirasi tempat melasti yang tergerus abrasi.

Sebelumnya Sugawa Korry sembahyang bersama dalam rangka tirta yatra bersama kader.

Seperti biasa tidak hanya sembahyang Sugawa selalu berdialog dengan tokoh setempat.

Dilaksanakan dialog dan menerima aspirasi Bendesa dan prajuru adat Purwayu dan Tista pada saat 2022 lalu.

Disampaikan aspirasi ketakutan terjadi potensi longsor di sisi kiri/utara pura yang harus  segera ditangani.

Baca Juga :  Legislator Golkar Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan dan Keamanan di Objek Wisata

Bendesa Purwa Ayu sudah sempat mengeluhkan dan usul ke Pemerintah Provinsi supaya penanganan longsor di Pura Penataran Lempuyang Luhur tapi tak ada tindak lanjut.

Syukurnya disampaikan ke orang yang tepat, yakni Sugawa Korry yang sangat memperhatikan tempat persembahyangan umat Hindu.

Setelah meninjau kondisi lapangan, ternyata memang sangat membahayakan pura.

Berdasarkan hal tersebut, Sugawa Korry segera melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan gubernur, yang akhirnya tahun 2023 terpasang anggaran sebesar Rp 7,4 miliar dan sekarang tahap pengerjaan dan penyelesaian.

Pelaksanaan pengerjaan tersebut ditinjau oleh Sugawa selaku Pimpinan DPRD Bali.

Ikut mendampingi kunjungan kerja tersebut, Putu Yuli Artini yang merupakan Anggota Komisi III DPRD Bali, Nyoman Mardana Anggota DPRD Kabupaten Karangasem dan tokoh masyarakat yang juga Bupati Karangasem  2005-2015  Wayan Geredeg.

Baca Juga :  Legislator Golkar Dorong Peningkatan Ekonomi Emak-Emak Desa Buhu Telaga

“Saya melihat langsung perkembangan pengejaan telah berjalan, lanjut dilaksanakan evaluasi dan pada saat evaluasi dan dialog,” ucapnya.

Tidak hanya soal pura, delapan  bendesa adat di Kecamatan Abang  juga  yang tergerus abrasi dan juga dampak berkembang tempat pariwisata di Pantai Amed.

“Menyampaikan aspirasi agar tempat melasti di pantai Amed ditangani segera, karena abrasi dan terbatasnya lahan karena perkembangan pariwisata,” kata Sugawa.

Akibatnya, setiap acara melasti, masyarakat di delapan desa adat sangat kesulitan karena terbatasnya tempat dampak dari abrasi.

“Atas aspirasi tersebut langsung diadakan peninjauan lapangan di Pantai Amed, dan menyimpulkan bahwa tempat Melasti sangat mendesak di Pantai Amed, kami akan koordinasikan agar segera bisa dirumuskan solusi,” ujar Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali ini.