EKSEKUTIF

Menjadi Keberhasilan Bersama, Indonesia Mampu Tunjukkan Resiliensi Hadapi Pandemi Covid-19

0
Presiden RI Jokowi bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Berita Golkar – Masifnya penyebaran Covid-19 langsung berdampak menjadi krisis multidimensi di berbagai sektor, termasuk kesehatan dan ekonomi, sehingga mendorong WHO untuk menetapkan Covid-19 sebagai darurat kesehatan global sejak 30 Januari 2020.

Jejak awal Covid-19 di Indonesia sendiri bermula dengan terdeteksinya kasus pertama pada awal Maret 2020.

Kondisi tersebut mendorong Pemerintah untuk memberikan respons cepat dengan menyiapkan bauran people-first policy serta menggunakan extraordinary measures untuk memastikan keberlangsungan hidup dan penghidupan (live and livelihood) masyarakat melalui pembentukan gugus tugas, pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar, dan penetapan kedaruratan kesehatan.

“Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ibu semuanya dan seluruh jajaran dari tingkat pusat sampai ke tingkat desa yang telah bekerja keras selama tiga tahun dalam menangani pandemi maupun mengatasi ekonomi kita,” ungkap Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (26/01).

Baca Juga :  Ditengah Pandemi, Menko Airlangga: Laju Inflasi Indonesia Tahun 2021 Tetap Terkendali Rendah dan Stabil

Melalui kebijakan “Gas dan Rem” yang diterapkan, Pemerintah terus berupaya untuk menjaga keseimbangan aspek kesehatan dan ekonomi.

Kebijakan tersebut juga diimplentasikan dengan pembentukan gugus tugas guna mengoordinasikan penanganan pemulihan aspek kesehatan maupun ekonomi dengan membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) pada 20 Juli 2020.

Komite yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tersebut, membawahi dua satgas yakni Satgas Penanganan Covid-19 yang diketuai Kepala BNPB dan Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional yang diketuai Wamen Keuangan dan Wamen BUMN.

Penyebaran kasus Covid-19 dan penurunan kondisi ekonomi nasional juga mampu ditanggulangi Pemerintah dengan melakukan penanganan secara mikro serta pembatasan mobilitas masyarakat melalui kebijakan PPKM sejak awal tahun 2021 hingga akhir Desember 2022, diiringi dengan kedisiplinan tinggi dari seluruh lapisan masyarakat.

Pengalokasian anggaran yang fleksibel juga dilakukan Pemerintah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) guna menjamin penanganan kesehatan, perlindungan masyarakat, dan penguatan pemulihan ekonomi.

Dalam rangka menjaga daya beli, sejumlah Program Bantuan Sosial seperti Bantuan Tunai untuk Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BTPKLWN) serta Kartu Prakerja dengan skema semi bansos juga turut diluncurkan Pemerintah pada saat pandemi.

Baca Juga :  Menko Airlangga Dorong Pemilik Toko Kelontong Manfaatkan Teknologi Digital

Di sisi lain, vaksinasi Covid-19 terus diakselerasi Pemerintah untuk dapat menjadi game changer dalam penanganan pandemi.

Program vaksinasi tersebut mulai diterapkan sejak 13 Januari 2021 dengan suntikan pertama yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Hingga menjelang akhir Januari 2023, vaksinasi Covid-19 tercatat telah diberikan paling tidak 448 juta dosis bagi masyarakat.

Dengan berbagai upaya yang telah ditempuh Pemerintah tersebut, perbaikan di berbagai sektor telah terlihat dengan mulai terkendalinya kasus Covid-19 dimana angka reproduksi efektif secara nasional sebesar 0,97 dan angka reproduksi di semua pulau berada di bawah 1.

Resiliensi perekonomian nasional juga terus menunjukkan optimisme melalui pertumbuhan ekonomi yang terus bergerak impresif serta tingkat inflasi yang relatif terkendali.

“Saat ini, tantangan yang kita hadapi bergerak dari pandemi Covid-19 (unknowns unknowns) menjadi risiko multidimensi yang mengarah ke stagflasi global (knowns unknowns),” ujar Menko Airlangga pada kesempatan tersebut.